Urgensi Sosialisasi Pemilu Bagi Pemilih Pemula
Abstract
Pemilu tahun 2019 ini disebut sebagai Pemilu paling ruwet di seluruh dunia mengingat pemilihan anggota legeslatif serta Presiden dan Wakil Presiden dilakukan secara serentak berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017. Di Negara berkembang termasuk Indonesia apatisme pemilih pemula dari tahun ke tahun kian meningkat. Hal ini sangat kontras dengan cita-cita reformasi yang membuka peluang besar untuk kebebasan berpendapat dan akses informasi bagi masyarakat. Selain itu, suara pemilih pemula ini juga rawan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang sering menggunakan kampanye hitam untuk mendulang suara karena mereka belum memiliki literasi politik yang memadai dan cenderung mengikuti tren di lingkungan tempat tinggalnya. Di tataran desa yang notabene tidak tersentuh sama sekali meskipun sudah ada himbauan dari KPU Pusat hingga Kabupaten/Kota untuk melakukan sosialisasi. Suara milenial mempunyai sumbangsih yang cukup besar pada Pemilu tahun 2019 bahkan disinyalir suara ini mampu mendudukkan 25 anggota dewan di kursi DPR RI, sehingga banyak oknum dan peserta Pemilu yang menggunakan segala cara untuk merebut simpati kaum milenial. Di satu sisi, orientasi politik pemilih pemula ini selalu dinamis dan akan berubah-ubah mengikuti kondisi yang ada, sehingga urgent sekali edukasi politik bagi mereka agar dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan tidak bersifat pragmatis.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.37849/mipi.v2i1.121
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Setyowati Karyaningtyas
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.